Followers

Diberdayakan oleh Blogger.
Selasa, 13 April 2010

Programmable Logic Controller (PLC) V2

PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah pengendali berbasis mikroprosesor yang dapat diprogram. PLC juga merupakan sistem berbasis RISC (Reduced Set Instruction Computer) sehingga hanya memerlukan perintah yang sederhana dan terbatas. PLC menyediakan banyak piranti I/O yang bisa diprogram dan mampu menangani banyak proses kontrol sebanyak piranti I/O yang dimilikinya.
Pada tahun 1978, National Electrical Manufactures Association (NEMA) menetapkan standar programmable control ini (NEMA standard ICS3- 1978, part ICS3-304). NEMA mendefinisikan PLC sebagai berikut : “ Peralatan elektronik yang beroperasi secara digital, dengan menggunakan memori yang dapat diprogram sebagai tempat penyimpanan internal bagi instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik, seperti logik, sekuensial, pewaktuan, dan aritmatik, serta untuk mengontrol mesin-mesin atau proses yang meliputi modul-modul masukan atau keluaran baik analog maupun digital, dari berbagai tipe mesin atau proses.

Awalnya PLC dirancang untuk menggantikan rangkaian logic atau relay, dengan menambahkan fungsi aritmatika, timer, dan counter, yang banyak digunakan dan merupakan bagian utama dalam pengendalian pada sistem atau proses yang kompleks. Sebuah PLC dirancang untuk dapat menggantikan puluhan hingga ratusan rangkaian kontrol logika yang saling tidak bergantungan. Kondisi standar masukan dan keluaran PLC dirancang untuk memungkinkan hubungan langsung dengan mesin-mesin penggerak, mesin-mesin produksi atau dengan sensor.
Selain itu dikembangkan pula beberapa kemampuan tambahan yang dapat digunakan pada PLC dalam bentuk modul-modul tambahan, seperti :
 Analog I/O,
 PID Controller,
 Communication,
 Graphic Display,
 Additional I/O, dan
 Additional Memory.

Saat ini, PLC semakin banyak digunakan di industri untuk memecahkan permasalahan kontrol otomatis. Hal ini disebabkan PLC memiliki beberapa keunggulan antara lain :
 kemudahan dalam melakukan instalasi karena tidak lama untuk membangun suatu sistem kontrol.
 kemudahan dalam melakukan pengembangan dan modifikasi sistem.
 kemudahan dalam melakukan pemograman.

Keuntungan dan Kerugian PLC
Dalam industri-industri yang ada sekarang ini, kehadiran PLC sangat dibutuhkan terutama untuk menggantikan sistem wiring atau pengkabelan yang sebelumnya masih digunakan dalam mengendalikan suatu sistem. Dengan menggunakan PLC akan diperoleh banyak keuntungan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Fleksibel
Pada masa lalu, tiap perangkat elektronik yang berbeda dikendalikan dengan pengendalinya masing-masing. Misal sepuluh mesin membutuhkan sepuluh pengendali, tetapi kini hanya dengan satu PLC kesepuluh mesin tersebut dapat dijalankan dengan programnya masing-masing.
2. Perubahan dan pengkoreksian kesalahan sistem lebih mudah
Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi maka pengubahannya hanya dilakukan pada program yang terdapat di komputer, dalam waktu yang relatif singkat, setelah itu didownload ke PLC-nya. Apabila tidak menggunakan PLC, misalnya relay maka perubahannya dilakukan dengan cara mengubah pengkabelannya. Cara ini tentunya memakan waktu yang lama.
3. Jumlah kontak yang banyak
Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing coil lebih banyak daripada kontak yang dimiliki oleh sebuah relay.
4. Harganya lebih murah
PLC mampu menyederhanakan banyak pengkabelan dibandingkan dengan sebuah relay. Maka harga dari sebuah PLC lebih murah dibandingkan dengan harga beberapa buah relay yang mampu melakukan pengkabelan dengan jumlah yang sama dengan sebuah PLC. PLC mencakup relay, timers, counters, sequencers, dan berbagai fungsi lainnya.
5. Plot running
PLC yang terprogram dapat dijalankan dan dievaluasi terlebih dahulu di kantor atau laboratorium. Programnya dapat ditulis, diuji, diobserbvasi dan dimodifikasi bila memang dibutuhkan dan hal ini menghemat waktu bila dibandingkan dengan sistem relay konvensional yang diuji dengan hasil terbaik di pabrik.
6. Observasi visual
Selama program dijalankan, operasi pada PLC dapat dilihat pada layar CRT. Kesalahan dari operasinya pun dapat diamati bila terjadi kesalahan.
7. Kecepatan operasi
Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan relay. Kecepatan PLC ditentukan dengan waktu scannya dalam satuan millisecond.
Metode Pemrograman Ladder atau Boolean
Pemrograman PLC dapat dinyatakan dengan pemrograman ladder bagi teknisi, atau aljabar Boolean bagi programmer yang bekerja di sistem kontrol digital atau Boolean.
9. Sifatnya tahan uji
Solid state device lebih tahan uji dibandingkan dengan relay dan timers mekanik atau elektrik. PLC merupakan solid state device sehingga bersifat lebih tahan uji.
10. Menyederhanakan komponen-komponen sistem kontrol
Dalam PLC juga terdapat counter, relay dan komponen-komponen lainnya, sehingga tidak membutuhkan komponen-komponen tersebut sebagai tambahan. Penggunaan relay membutuhkan counter, timer ataupun komponen-komponen lainnya sebagai peralatan tambahan.
11. Dokumentasi
Printout dari PLC dapat langsung diperoleh dan tidak perlu melihat blueprint circuit-nya. Tidak seperti relay yang printout sirkuitnya tidak dapat diperoleh.
12. Keamanan
Pengubahan pada PLC tidak dapat dilakukan kecuali PLC tidak dikunci dan diprogram. Jadi tidak ada orang yang tidak berkepentingan dapat mengubah program PLC selama PLC tersebut dikunci.
13. Dapat melakukan pengubahan dengan pemrograman ulang
Karena PLC dapat diprogram ulang secara cepat, proses produksi yang bercampur dapat diselesaikan. Misal bagian B akan dijalankan tetapi bagian A masih dalam proses, maka proses pada bagian B dapat diprogram ulang dalam satuan detik.
14. Penambahan rangkaian lebih cepat
Pengguna dapat menambah rangkaian pengendali sewaktu-waktu dengan cepat, tanpa memerlukan tenaga dan biaya yang besar seperti pada pengendali konvensional.
Selain keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian yang dimiliki oleh PLC, yaitu:
1. Teknologi yang masih baru
Pengubahan sistem kontrol lama yang menggunakan ladder atau relay ke konsep komputer PLC merupakan hal yang sulit bagi sebagian orang.
2. Buruk untuk aplikasi program yang tetap
Beberapa aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi. Sedangkan PLC dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Pada aplikasi dengan satu fungsi jarang sekali dilakukan perubahan bahkan tidak sama sekali, sehingga penggunaan PLC pada aplikasi dengan satu fungsi akan memboroskan (biaya).
3. Pertimbangan lingkungan
Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin mengalami pemanasan yang tinggi, vibrasi yang kontak langsung dengan alat-alat elektronik di dalam PLC dan hal ini bila terjadi terus menerus, mengganggu kinerja PLC sehingga tidak berfungsi optimal.
Operasi dengan rangkaian yang tetap
Jika rangkaian pada sebuah operasi tidak diubah maka penggunaan PLC lebih mahal dibanding dengan peralatan kontrol lainnya. PLC akan menjadi lebih efektif bila program pada proses tersebut di-upgrade secara periodik.




0 komentar: